Kamis, 09 Januari 2014

Misi Umat Allah




Setiap orang Kristen pasti pernah mendengar kata misi. Misi identik dengan mengacu pada karya misioner gereja secara lintas budaya berdasarkan tujuan Allah mengenai maksud/orientasi sasaran. Misi adalah urusan loyalitas, karena misi merupakan pesan yang Allah ingin sampaikan kepada seluruh ciptaan sehingga boleh mengenal Dia. Terkadang kesibukan kita, justru seharusnya bisa membawa misi tersebut dalam segala bidang kehidupan dan tentu saja melakukan aksi sosial sebagai wujud dari tindakan tersebut.  Umumnya orang Kristen berbicara mengenai misi, identik sekali dengan Injil yang merupakan kabar baik tentang apa yang Allah lakukan melalui Yesus Kristus bagi penebusan dunia sesuai dengan konteks Alkitab.
Awal dari misi dimulai dengan Yesus memberikan perintah kepada murid untuk menjadikan segala bangsa murid dengan proses yang lama sehingga Injil dapat tersebar luas, dampaknya banyak orang non Yahudi boleh mendengar Injil keselamatan. Misi Allah menekankan pentingnya arah konteks Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu dengan memaparkan proses penciptaan, kejatuhan, penebusan dan ciptaan baru. Bagian ini adalah dasar bagi misioner untuk mengerti tujuan Allah bagi dunia.
Dalam kitab Kejadian, manusia dibentuk menurut gambar dan rupa Allah seharusnya memiliki tanggung jawab penuh, ini adalah mandat penting dari Allah. Manusia adalah gambar dari Allah, sang Raja yang berkuasa sebagai pemimpin atas seluruh ciptaan, sehingga bisa memperhatikan lingkungan. Mereka diciptakan karena mendapatkan semua kebutuhan dari bumi, namun karena kesalahan manusia sehingga menyebabkan bumi berantakan dan tidak tertata rapi. Allah membuat skenario penebusan yang tertulis dalam Perjanjian Lama melalui para nabi dan digenapi dalam Perjanjian Baru dengan kedatangan Kristus yang bertujuan mendamaikan manusia dengan seluruh ciptaan yang rusak.
Allah mengetahui bahwa semua manusia telah rusak dan telah kehilangan kemuliaan Allah, maka Allah memakai dan mengadakan perjanjian kepada Abraham agar melaluinya semua bangsa dapat terberkati. Kita dapat melihat berkat Abraham dari iman dan pengharapannya, bukan merupakaan bentuk ketaatan saja melainkan melekat pada proses perjanjian Allah yang ditetapkan oleh anugerah penyelamatan Allah. Dalam melakukan pilihan, Allah mempunyai rencana yang baik dan mulia yaitu melalui keturunan Abraham bisa membawa keselamatan melalui kedatangan Yesus Kristus sehingga bangsa non Yahudi boleh mendapatkan suatu perubahan dan mengenalNya. Paulus melihat tokoh Abraham yang bisa membawa pengaruh luar biasa dalam hal pengajaran, iman dan pengharapan sehingga melalui ketaatan dan hati Abraham membuat orang boleh memahami panggilan misi.
Allah hadir ke tengah keluarga Abraham dengan mengambil rupa sebagai 2 orang  pengelana yang hendak melakukan penghukuman kepada Sodom-Gomora dan memberikan kabar baik kepada Abraham. Allah melihat keadaan kedua kota tersebut sangat buruk sehingga banyak orang berkeluh kesah kepadaNya, sehingga membuat Allah menghukum kota tersebut. Itu merupakan sebuah tindakan Allah yang tegas terhadap orang berdosa dan di sisi lain, Allah juga sedang merancangkan penggenapan janjiNya kepada Abraham sehingga melalui keluarga Abraham maka pendidikan mengenai misi Allah bagi dunia dapat terpenuhi.
            Melalui keturunan Abraham, Allah sedang melakukan proses penyelamatan kepada umatNya dengan melakukan penebusan, dalam Perjanjian Lama berarti pembebasan bangsa Israel keluar dari penindasan Mesir dan dalam Perjanjian Baru berarti penyaliban Yesus atas segala dosa manusia. Kitab Keluaran melihat 4 bidang kehidupan bangsa Israel ditindas oleh Mesir yaitu politis, sosial, ekonomis dan spiritual. Dalam kitab tersebut mengandung 2 misi holistik yaitu keadilan Allah terhadap umatNya dan kesetiaan Allah pada janji Abraham. Bila kita kaitkan dalam penebusan Yesus melalui penyaliban sebenarnya berbicara penebusanNya sendiri bagi semua dosa manusia, sehingga Paulus menekankan penebusan sebagai hal yang sangat kuat dalam melihat misi Allah bagi dunia. Sebagai wujud penebusan yang telah kita terima, maka sepatutnya kita bersyukur kepadaNya dengan pujian dan menaati segala hukum yang telah Allah buat kepada kita. Hal ini yang sudah Yesus sendiri ajarkan melalui Doa Bapa Kami, sehingga relasi antara manusia dengan Allah dapat dipulihkan.
Penebusan yang telah Allah kerjakan bagi bangsa Israel merupakan otoritasNya sendiri, hasil dari perjanjian dengan Abraham. Dijelaskan bahwa Musa dipanggil Allah untuk memimpin bangsa Israel ke luar dari Mesir sehingga Allah menetapkan hukum-hukum untuk mereka taati selama mereka di padang gurun, dibandingkan dengan Perjanjian Baru yang menekankan mengenai iman maka bisa diselamatkan. Pada zaman Musa, ada beberapa imam yang bertugas sebagai pengajar hukum Allah kepada umat dan membawa persembahan umat kepada Allah. Mereka seharusnya menjadi contoh teladan bagi umat sehingga umat dapat hidup kudus (hidup pribadi dan sosial) berbeda dengan bangsa lain sehingga mewujudkan misi Allah bagi dunia.
Dalam menyampaikan misi kepada bangsa-bangsa lain, Allah telah memakai beberapa tokoh dalam Perjanjian Lama untuk menyatakan kebesaran dan kemuliaanNya sehingga bangsa di luar Israel boleh mengerti siapa Allah Israel. Tokoh Musa membawa pengaruh yang luar biasa bagi Israel karena mereka boleh merasakan kedekatan dengan Allah. Salomo adalah seorang raja yang sangat berhikmat dalam melakukan pemerintahan sehingga dia bisa membangun Bait Allah dan banyak orang Israel bisa melakukan persembahan di dalam Bait Allah, selain itu karena hikmat yang diberikan Salomo maka semua bangsa boleh datang mendengar hikmatnya. Yeremia adalah seorang nabi yang dipakai oleh Allah untuk menyatakan kesetiaan Allah di tengah bangsa Israel yang tidak setia kepadaNya. Yesaya adalah seorang nabi yang menjelaskan kehidupan bangsa Israel pada saat mereka mengalami pembuangan. Allah melalui Yesaya memberikan penegasan pembebasan bangsa Israel ke 2 sebagai pimpinan adalah Kristus. Pembebasan ini membawa penggenapa kedatangan Yesus Kristus yang dalam Perjanjian Baru disebutkan oleh murid-muridNya sebagai terang yang membawa kabar pemulihan kepada semua orang sehingga membuat persekutuan bisa bertumbuh.
Setelah kita melihat proses misi Allah disampaikan dalam Alkitab, sebenarnya kita mengakui bahwa kita harus memiliki hubungan pribadi yang kuat dengan Allah sehingga bisa membagikannya kepada orang lain. Musa adalah saksi dari kekuasaan dan keagungan Allah(YHWH) yang membawa Israel ke luar dari Mesir sehingga boleh dikenal sebagai satu-satunya Tuhan tunggal diantara segala bangsa dan mereka boleh mengenalNya. Dalam Kisah Rasul, kita boleh melihat keimanan Yohanes dan Petrus dalam melakukan penyembuhan terhadap orang sakit sehingga mereka akhirnya disidan di depan majelis. Sangat mencengangkan bahwa mereka dengan berani oleh iman percaya bisa menjelaskan bahwa Yesus merupakan seorang pendamai antara Bapa dan dunia sehingga membuat banyak orang menjadi percaya kepada Yesus.
Saksi Allah yang dijelaskan oleh Yesaya mengenai pembuangan Israel ke Babel dan biasanya suatu bangsa yang berhasil mengalahkan bangsa lain menganggap Allah yang dikalahkannya jauh lebih kecil. Allah Israel adalah Allah yang hidup namun Yesaya menceritakan bahwa YHWH membuang Israel karena ketidaktaatan Israel kepadaNya dan nabiNya. Bangsa Israel harus perlu memulihkan hubungan pribadi dengan Allah sehingga bisa melihat siapa Allah yang sebenarnya dibandingkan dengan bangsa lain. Yesus sendiri mengatakan bahwa para murid adalah saksi hidup dari apa yang mereka alami bersama Dia diantaranya penulis Kitab Injil, Paulus dan muridnya. Mereka seharusnya bisa membawa dampak perubahan yang besar sehingga Injil bisa disampaikan.
Berbicara mengenai misi tidak lepas dari Injil. Injil itu merupakan pesan Allah yang disampaikan kepada umatNya, hal ini kita lihat dalam kitab Yesaya bagaimana Allah sendiri nantinya akan hadir kepada umatNya. Yesaya mendapatkan nubuatan mengenai Allah yang datang sebagai pendamai, pembawa kabar, dan pemberi keselamatan kepada bangsa Israel. Allah akan mengumpulkan semua bangsa Israel yang mengalami pembuangan untuk beribadah kepadaNya. Penglihatan ini digenapi oleh Yesus Kristus yang dituliskan dalam kitab Injil mengenai pemerintahan, kedaulatan atas alam semesta, penebus sebagai korban penebusan. Pada saat kenaikan Yesus ke surge, Dia berpesan agar mereka sebagai saksi tentu saja harus membawa kabar keselamatan kepada bangsa-bangsa yang belum mengenalNya. Hal ini Paulus sendiri sudah alami pada saat perjumpaan dengan Dia sehingga membawa perubahan dalam dirinya. Injil menurut Paulus adalah hal sangat penting  dan tegas serta membawa perubahan bagi seluruh dunia sehingga percaya kepada Allah, merupakan kebenaran yang harus bisa dipertahankan.
Setelah Allah menyampaikan berita Injil, kemudia Dia melakukan pengutusan. Dalam Perjanjian Lama disebutkan beberapa tokoh yang diberi tugas pengutusan sehingga bisa membawa perubahan. Bagian terpenting yang disampaikan dalam pengutusan dalam Perjanjian Lama ada 2 bagian penting yang disebutkan yaitu Roh dan Firman memiliki 3 tujuan utama mengutus untuk keselamatan dan penyataan, mengutus dengan otoritas dan mengutus dengan penderitaan. Saat melakukan tugas ke dunia. Di Perjanjian Baru ada 3 Pribadi Tritunggal yang bisa memberikan pengaruh dalam diri Yesus dan Para Rasul, tugasNya menyatakan pesan keselamatan dan pernyataan kepada umat manusia. Yesus sudah menjelaskan kepada ke 12 muridNya dan Paulus untuk tidak hanya mengajarkan yang didapat dari Sang Guru namun harus berupa tindakan nyata terhadap sesama yang lebih spesifik kepad kehidupan gereja, masyarakat dan bangsa.
Sebagai orang Kristen, kita seharusnya bisa menempatkan Allah dalam setiap bidang kehidupan karena dunia ini membutuhkan orang-orang yang membawa perubahan.  Perubahan tersebut dapat dimulai dari cermin hidup kita yang berdasarkan nilai-nilai Kekristenan dan tidak hanya itu saja tetapi dalam tindakan nyata apa yang harus dikonforntasikan maupun yang harus ditolak. Dalam menjalankan tugas sebagai duta misi Allah kita harus bisa mendoakan bagi bangsa kita baik dalam pekerjaan maupun dalam semua bidang, karena itu merupakan langkah praktis yang dapat kita kerjakan yang berkaitan dengan kepedulian terhadap pemerintah. Hal ini bisa kita lakukan seperti yang Yeremia sudah ajakan kepada kita yaitu kita harus belajar untuk menolak allah asing yang ada di dunia ini, menderita terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai dengan tujuan Allah dan berbeda dalam menyikapi banyak hal di dunia ini.
Sebagai respon terhadap pujian dan doa, maka perlu kita menjelaskan misi tersebut dalam cara ibadah, persekutuan dengan Allah sehingga membawa mereka yang belum mengenalNya boleh memuliakan Allah. Setiap kita yang sudah ditebus boleh layak memujiNya seperti yang dikatakan Paulus kepada jemaat di Efesus dan surat Petrus. Pujian merupakan cara terpenting untuk untuk bisa membawa bangsa kepada Allah seperti tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Doa merupakan sarana yang digunakan untuk memuliakan Allah dengan tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi untuk lawan maupun bangsa lain. Dengan doa semua karya misi penginjilan dapat diterima dengan baik walaupun masih ada beberapa hambatan dari pihak-pihak tertentu.
Dari semua bagian yang dituliskan, saya belajar untuk bisa mengerti apakah misi itu sesungguhnya, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi berdampak bagi orang lain. Banyak sekali Alkitab sudah menjelaskan beberapa tokoh yang tetap setia mengerjakan misi itu hingga misi tersebut boleh tergenapi. Melihat hal tersebut membuat saya merasa tersentak bagaimana kita dapat mebambil tindakan sesuai dengan profesi masing-masing yang tentu saja menghadirkan Allah dalam setiap pekerjaan maupun kaitannya dengan perubahan keadaan di Negara kita sendiri. Allah menginginkan kita tidak hanya menjadi ekor saja tetapi kepala atas semua orang yang belum mengenal Dia. Intinya kita harus mengerjakan misi tersebut dimulai dari panggilan diri kita, bermisi dalam keluarga, profesi, bahkan bisa membawa perubahan bagi bangsa kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar