Setiap orang Kristen pasti pernah
mendengar kata misi. Misi identik dengan mengacu pada karya misioner gereja
secara lintas budaya berdasarkan tujuan Allah mengenai maksud/orientasi
sasaran. Misi adalah urusan loyalitas, karena misi merupakan pesan yang Allah
ingin sampaikan kepada seluruh ciptaan sehingga boleh mengenal Dia. Terkadang
kesibukan kita, justru seharusnya bisa membawa misi tersebut dalam segala
bidang kehidupan dan tentu saja melakukan aksi sosial sebagai wujud dari
tindakan tersebut. Umumnya orang Kristen
berbicara mengenai misi, identik sekali dengan Injil yang merupakan kabar baik
tentang apa yang Allah lakukan melalui Yesus Kristus bagi penebusan dunia
sesuai dengan konteks Alkitab.
Awal dari misi dimulai dengan
Yesus memberikan perintah kepada murid untuk menjadikan segala bangsa murid
dengan proses yang lama sehingga Injil dapat tersebar luas, dampaknya banyak
orang non Yahudi boleh mendengar Injil keselamatan. Misi Allah menekankan
pentingnya arah konteks Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu dengan memaparkan
proses penciptaan, kejatuhan, penebusan dan ciptaan baru. Bagian ini adalah
dasar bagi misioner untuk mengerti tujuan Allah bagi dunia.
Dalam kitab Kejadian, manusia
dibentuk menurut gambar dan rupa Allah seharusnya memiliki tanggung jawab penuh,
ini adalah mandat penting dari Allah. Manusia adalah gambar dari Allah, sang
Raja yang berkuasa sebagai pemimpin atas seluruh ciptaan, sehingga bisa
memperhatikan lingkungan. Mereka diciptakan karena mendapatkan semua kebutuhan
dari bumi, namun karena kesalahan manusia sehingga menyebabkan bumi berantakan
dan tidak tertata rapi. Allah membuat skenario penebusan yang tertulis dalam
Perjanjian Lama melalui para nabi dan digenapi dalam Perjanjian Baru dengan
kedatangan Kristus yang bertujuan mendamaikan manusia dengan seluruh ciptaan
yang rusak.
Allah mengetahui bahwa semua manusia
telah rusak dan telah kehilangan kemuliaan Allah, maka Allah memakai dan mengadakan
perjanjian kepada Abraham agar melaluinya semua bangsa dapat terberkati. Kita
dapat melihat berkat Abraham dari iman dan pengharapannya, bukan merupakaan bentuk
ketaatan saja melainkan melekat pada proses perjanjian Allah yang ditetapkan
oleh anugerah penyelamatan Allah. Dalam melakukan pilihan, Allah mempunyai
rencana yang baik dan mulia yaitu melalui keturunan Abraham bisa membawa
keselamatan melalui kedatangan Yesus Kristus sehingga bangsa non Yahudi boleh mendapatkan
suatu perubahan dan mengenalNya. Paulus melihat tokoh Abraham yang bisa membawa
pengaruh luar biasa dalam hal pengajaran, iman dan pengharapan sehingga melalui
ketaatan dan hati Abraham membuat orang boleh memahami panggilan misi.
Allah hadir ke tengah keluarga
Abraham dengan mengambil rupa sebagai 2 orang
pengelana yang hendak melakukan penghukuman kepada Sodom-Gomora dan
memberikan kabar baik kepada Abraham. Allah melihat keadaan kedua kota tersebut
sangat buruk sehingga banyak orang berkeluh kesah kepadaNya, sehingga membuat
Allah menghukum kota tersebut. Itu merupakan sebuah tindakan Allah yang tegas
terhadap orang berdosa dan di sisi lain, Allah juga sedang merancangkan
penggenapan janjiNya kepada Abraham sehingga melalui keluarga Abraham maka pendidikan
mengenai misi Allah bagi dunia dapat terpenuhi.
Melalui
keturunan Abraham, Allah sedang melakukan proses penyelamatan kepada umatNya
dengan melakukan penebusan, dalam Perjanjian Lama berarti pembebasan bangsa
Israel keluar dari penindasan Mesir dan dalam Perjanjian Baru berarti penyaliban
Yesus atas segala dosa manusia. Kitab Keluaran melihat 4 bidang kehidupan
bangsa Israel ditindas oleh Mesir yaitu politis, sosial, ekonomis dan
spiritual. Dalam kitab tersebut mengandung 2 misi holistik yaitu keadilan Allah
terhadap umatNya dan kesetiaan Allah pada janji Abraham. Bila kita kaitkan
dalam penebusan Yesus melalui penyaliban sebenarnya berbicara penebusanNya sendiri
bagi semua dosa manusia, sehingga Paulus menekankan penebusan sebagai hal yang
sangat kuat dalam melihat misi Allah bagi dunia. Sebagai wujud penebusan yang
telah kita terima, maka sepatutnya kita bersyukur kepadaNya dengan pujian dan
menaati segala hukum yang telah Allah buat kepada kita. Hal ini yang sudah
Yesus sendiri ajarkan melalui Doa Bapa Kami, sehingga relasi antara manusia
dengan Allah dapat dipulihkan.
Penebusan yang telah Allah
kerjakan bagi bangsa Israel merupakan otoritasNya sendiri, hasil dari
perjanjian dengan Abraham. Dijelaskan bahwa Musa dipanggil Allah untuk memimpin
bangsa Israel ke luar dari Mesir sehingga Allah menetapkan hukum-hukum untuk
mereka taati selama mereka di padang gurun, dibandingkan dengan Perjanjian Baru
yang menekankan mengenai iman maka bisa diselamatkan. Pada zaman Musa, ada
beberapa imam yang bertugas sebagai pengajar hukum Allah kepada umat dan
membawa persembahan umat kepada Allah. Mereka seharusnya menjadi contoh teladan
bagi umat sehingga umat dapat hidup kudus (hidup pribadi dan sosial) berbeda
dengan bangsa lain sehingga mewujudkan misi Allah bagi dunia.
Dalam menyampaikan misi kepada
bangsa-bangsa lain, Allah telah memakai beberapa tokoh dalam Perjanjian Lama
untuk menyatakan kebesaran dan kemuliaanNya sehingga bangsa di luar Israel
boleh mengerti siapa Allah Israel. Tokoh Musa membawa pengaruh yang luar biasa
bagi Israel karena mereka boleh merasakan kedekatan dengan Allah. Salomo adalah
seorang raja yang sangat berhikmat dalam melakukan pemerintahan sehingga dia
bisa membangun Bait Allah dan banyak orang Israel bisa melakukan persembahan di
dalam Bait Allah, selain itu karena hikmat yang diberikan Salomo maka semua
bangsa boleh datang mendengar hikmatnya. Yeremia adalah seorang nabi yang
dipakai oleh Allah untuk menyatakan kesetiaan Allah di tengah bangsa Israel
yang tidak setia kepadaNya. Yesaya adalah seorang nabi yang menjelaskan
kehidupan bangsa Israel pada saat mereka mengalami pembuangan. Allah melalui
Yesaya memberikan penegasan pembebasan bangsa Israel ke 2 sebagai pimpinan
adalah Kristus. Pembebasan ini membawa penggenapa kedatangan Yesus Kristus yang
dalam Perjanjian Baru disebutkan oleh murid-muridNya sebagai terang yang
membawa kabar pemulihan kepada semua orang sehingga membuat persekutuan bisa
bertumbuh.
Setelah kita melihat proses misi
Allah disampaikan dalam Alkitab, sebenarnya kita mengakui bahwa kita harus memiliki
hubungan pribadi yang kuat dengan Allah sehingga bisa membagikannya kepada
orang lain. Musa adalah saksi dari kekuasaan dan keagungan Allah(YHWH) yang
membawa Israel ke luar dari Mesir sehingga boleh dikenal sebagai satu-satunya
Tuhan tunggal diantara segala bangsa dan mereka boleh mengenalNya. Dalam Kisah
Rasul, kita boleh melihat keimanan Yohanes dan Petrus dalam melakukan
penyembuhan terhadap orang sakit sehingga mereka akhirnya disidan di depan
majelis. Sangat mencengangkan bahwa mereka dengan berani oleh iman percaya bisa
menjelaskan bahwa Yesus merupakan seorang pendamai antara Bapa dan dunia
sehingga membuat banyak orang menjadi percaya kepada Yesus.
Saksi Allah yang dijelaskan oleh
Yesaya mengenai pembuangan Israel ke Babel dan biasanya suatu bangsa yang
berhasil mengalahkan bangsa lain menganggap Allah yang dikalahkannya jauh lebih
kecil. Allah Israel adalah Allah yang hidup namun Yesaya menceritakan bahwa
YHWH membuang Israel karena ketidaktaatan Israel kepadaNya dan nabiNya. Bangsa
Israel harus perlu memulihkan hubungan pribadi dengan Allah sehingga bisa
melihat siapa Allah yang sebenarnya dibandingkan dengan bangsa lain. Yesus
sendiri mengatakan bahwa para murid adalah saksi hidup dari apa yang mereka
alami bersama Dia diantaranya penulis Kitab Injil, Paulus dan muridnya. Mereka
seharusnya bisa membawa dampak perubahan yang besar sehingga Injil bisa
disampaikan.
Berbicara mengenai misi tidak
lepas dari Injil. Injil itu merupakan pesan Allah yang disampaikan kepada
umatNya, hal ini kita lihat dalam kitab Yesaya bagaimana Allah sendiri nantinya
akan hadir kepada umatNya. Yesaya mendapatkan nubuatan mengenai Allah yang
datang sebagai pendamai, pembawa kabar, dan pemberi keselamatan kepada bangsa
Israel. Allah akan mengumpulkan semua bangsa Israel yang mengalami pembuangan
untuk beribadah kepadaNya. Penglihatan ini digenapi oleh Yesus Kristus yang
dituliskan dalam kitab Injil mengenai pemerintahan, kedaulatan atas alam
semesta, penebus sebagai korban penebusan. Pada saat kenaikan Yesus ke surge, Dia
berpesan agar mereka sebagai saksi tentu saja harus membawa kabar keselamatan
kepada bangsa-bangsa yang belum mengenalNya. Hal ini Paulus sendiri sudah alami
pada saat perjumpaan dengan Dia sehingga membawa perubahan dalam dirinya. Injil
menurut Paulus adalah hal sangat penting
dan tegas serta membawa perubahan bagi seluruh dunia sehingga percaya
kepada Allah, merupakan kebenaran yang harus bisa dipertahankan.
Setelah Allah menyampaikan berita
Injil, kemudia Dia melakukan pengutusan. Dalam Perjanjian Lama disebutkan
beberapa tokoh yang diberi tugas pengutusan sehingga bisa membawa perubahan. Bagian
terpenting yang disampaikan dalam pengutusan dalam Perjanjian Lama ada 2 bagian
penting yang disebutkan yaitu Roh dan Firman memiliki 3 tujuan utama mengutus
untuk keselamatan dan penyataan, mengutus dengan otoritas dan mengutus dengan
penderitaan. Saat melakukan tugas ke dunia. Di Perjanjian Baru ada 3 Pribadi
Tritunggal yang bisa memberikan pengaruh dalam diri Yesus dan Para Rasul,
tugasNya menyatakan pesan keselamatan dan pernyataan kepada umat manusia. Yesus
sudah menjelaskan kepada ke 12 muridNya dan Paulus untuk tidak hanya
mengajarkan yang didapat dari Sang Guru namun harus berupa tindakan nyata
terhadap sesama yang lebih spesifik kepad kehidupan gereja, masyarakat dan
bangsa.
Sebagai orang Kristen, kita
seharusnya bisa menempatkan Allah dalam setiap bidang kehidupan karena dunia
ini membutuhkan orang-orang yang membawa perubahan. Perubahan tersebut dapat dimulai dari cermin
hidup kita yang berdasarkan nilai-nilai Kekristenan dan tidak hanya itu saja
tetapi dalam tindakan nyata apa yang harus dikonforntasikan maupun yang harus
ditolak. Dalam menjalankan tugas sebagai duta misi Allah kita harus bisa
mendoakan bagi bangsa kita baik dalam pekerjaan maupun dalam semua bidang,
karena itu merupakan langkah praktis yang dapat kita kerjakan yang berkaitan
dengan kepedulian terhadap pemerintah. Hal ini bisa kita lakukan seperti yang
Yeremia sudah ajakan kepada kita yaitu kita harus belajar untuk menolak allah
asing yang ada di dunia ini, menderita terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai
dengan tujuan Allah dan berbeda dalam menyikapi banyak hal di dunia ini.
Sebagai respon terhadap pujian
dan doa, maka perlu kita menjelaskan misi tersebut dalam cara ibadah,
persekutuan dengan Allah sehingga membawa mereka yang belum mengenalNya boleh
memuliakan Allah. Setiap kita yang sudah ditebus boleh layak memujiNya seperti
yang dikatakan Paulus kepada jemaat di Efesus dan surat Petrus. Pujian
merupakan cara terpenting untuk untuk bisa membawa bangsa kepada Allah seperti
tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Doa merupakan
sarana yang digunakan untuk memuliakan Allah dengan tidak hanya mementingkan
diri sendiri tetapi untuk lawan maupun bangsa lain. Dengan doa semua karya misi
penginjilan dapat diterima dengan baik walaupun masih ada beberapa hambatan
dari pihak-pihak tertentu.
Dari semua bagian yang
dituliskan, saya belajar untuk bisa mengerti apakah misi itu sesungguhnya, tidak
hanya bagi diri sendiri tetapi berdampak bagi orang lain. Banyak sekali Alkitab
sudah menjelaskan beberapa tokoh yang tetap setia mengerjakan misi itu hingga
misi tersebut boleh tergenapi. Melihat hal tersebut membuat saya merasa
tersentak bagaimana kita dapat mebambil tindakan sesuai dengan profesi
masing-masing yang tentu saja menghadirkan Allah dalam setiap pekerjaan maupun
kaitannya dengan perubahan keadaan di Negara kita sendiri. Allah menginginkan
kita tidak hanya menjadi ekor saja tetapi kepala atas semua orang yang belum
mengenal Dia. Intinya kita harus mengerjakan misi tersebut dimulai dari
panggilan diri kita, bermisi dalam keluarga, profesi, bahkan bisa membawa
perubahan bagi bangsa kita.