Dear teman-teman,
mari bergabung dalam keanggotaan perpustakaan Perkantas DIY yang baru....
Bagaimana caranya??
Cukup dengan mengisi data diri kamu dan membayar Rp 2.500, kamu akan mendapatkan kartu anggota perpustakaan Perkantas DIY.
Ketentuan peminjaman buku adalah sebagai berikut:
- maksimal peminjaman buku perpustakaan adalah 2 (dua) minggu, dan dapat diperpanjang;
- untuk keterlambatan dalam mengembalikan buku, akan dikenakan denda sebesar Rp 500/hari/buku, dan apabila keterlambatan pengembalian sangat lama akan dikenakan seharga buku yang ada;
- jika terjadi kerusakan atau kehilangan buku, peminjam wajib mengganti dengan buku yang baru.
Salah satu keuntungan yang bisa didapat adalah mendapat DISKON sebesar 15% untuk setiap pembelian buku di Toko Buku Gracia.
Di Perpustakaan Perkantas DIY, teman-teman dapat meminjam buku bacaan sesuai dengan kebutuhan. Kami menyediakan buku-buku bacaan dengan kategori berikut ini:
- referensi
- biblika, penelaahan Alkitab
- historika dan gereja
- dogmatika dan teologia
- praktika ----> kepemimpinan, pekabaran injil, khotbah dan renungan, doa, bina hidup kristiani, anak dan remaja, konseling dan pelayanan kaum muda, pembinaan, pekerjaan, kebangsaan, love sex and dating, pernikahan, keluarga
Silakan pilih dan pinjam buku yang teman-teman butuhkan. Kiranya itu memperlengkapi teman-teman semua!
Selamat membaca! Tuhan memberkati
Senin, 07 April 2014
Kamis, 09 Januari 2014
Misi Umat Allah
Setiap orang Kristen pasti pernah
mendengar kata misi. Misi identik dengan mengacu pada karya misioner gereja
secara lintas budaya berdasarkan tujuan Allah mengenai maksud/orientasi
sasaran. Misi adalah urusan loyalitas, karena misi merupakan pesan yang Allah
ingin sampaikan kepada seluruh ciptaan sehingga boleh mengenal Dia. Terkadang
kesibukan kita, justru seharusnya bisa membawa misi tersebut dalam segala
bidang kehidupan dan tentu saja melakukan aksi sosial sebagai wujud dari
tindakan tersebut. Umumnya orang Kristen
berbicara mengenai misi, identik sekali dengan Injil yang merupakan kabar baik
tentang apa yang Allah lakukan melalui Yesus Kristus bagi penebusan dunia
sesuai dengan konteks Alkitab.
Awal dari misi dimulai dengan
Yesus memberikan perintah kepada murid untuk menjadikan segala bangsa murid
dengan proses yang lama sehingga Injil dapat tersebar luas, dampaknya banyak
orang non Yahudi boleh mendengar Injil keselamatan. Misi Allah menekankan
pentingnya arah konteks Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu dengan memaparkan
proses penciptaan, kejatuhan, penebusan dan ciptaan baru. Bagian ini adalah
dasar bagi misioner untuk mengerti tujuan Allah bagi dunia.
Dalam kitab Kejadian, manusia
dibentuk menurut gambar dan rupa Allah seharusnya memiliki tanggung jawab penuh,
ini adalah mandat penting dari Allah. Manusia adalah gambar dari Allah, sang
Raja yang berkuasa sebagai pemimpin atas seluruh ciptaan, sehingga bisa
memperhatikan lingkungan. Mereka diciptakan karena mendapatkan semua kebutuhan
dari bumi, namun karena kesalahan manusia sehingga menyebabkan bumi berantakan
dan tidak tertata rapi. Allah membuat skenario penebusan yang tertulis dalam
Perjanjian Lama melalui para nabi dan digenapi dalam Perjanjian Baru dengan
kedatangan Kristus yang bertujuan mendamaikan manusia dengan seluruh ciptaan
yang rusak.
Allah mengetahui bahwa semua manusia
telah rusak dan telah kehilangan kemuliaan Allah, maka Allah memakai dan mengadakan
perjanjian kepada Abraham agar melaluinya semua bangsa dapat terberkati. Kita
dapat melihat berkat Abraham dari iman dan pengharapannya, bukan merupakaan bentuk
ketaatan saja melainkan melekat pada proses perjanjian Allah yang ditetapkan
oleh anugerah penyelamatan Allah. Dalam melakukan pilihan, Allah mempunyai
rencana yang baik dan mulia yaitu melalui keturunan Abraham bisa membawa
keselamatan melalui kedatangan Yesus Kristus sehingga bangsa non Yahudi boleh mendapatkan
suatu perubahan dan mengenalNya. Paulus melihat tokoh Abraham yang bisa membawa
pengaruh luar biasa dalam hal pengajaran, iman dan pengharapan sehingga melalui
ketaatan dan hati Abraham membuat orang boleh memahami panggilan misi.
Allah hadir ke tengah keluarga
Abraham dengan mengambil rupa sebagai 2 orang
pengelana yang hendak melakukan penghukuman kepada Sodom-Gomora dan
memberikan kabar baik kepada Abraham. Allah melihat keadaan kedua kota tersebut
sangat buruk sehingga banyak orang berkeluh kesah kepadaNya, sehingga membuat
Allah menghukum kota tersebut. Itu merupakan sebuah tindakan Allah yang tegas
terhadap orang berdosa dan di sisi lain, Allah juga sedang merancangkan
penggenapan janjiNya kepada Abraham sehingga melalui keluarga Abraham maka pendidikan
mengenai misi Allah bagi dunia dapat terpenuhi.
Melalui
keturunan Abraham, Allah sedang melakukan proses penyelamatan kepada umatNya
dengan melakukan penebusan, dalam Perjanjian Lama berarti pembebasan bangsa
Israel keluar dari penindasan Mesir dan dalam Perjanjian Baru berarti penyaliban
Yesus atas segala dosa manusia. Kitab Keluaran melihat 4 bidang kehidupan
bangsa Israel ditindas oleh Mesir yaitu politis, sosial, ekonomis dan
spiritual. Dalam kitab tersebut mengandung 2 misi holistik yaitu keadilan Allah
terhadap umatNya dan kesetiaan Allah pada janji Abraham. Bila kita kaitkan
dalam penebusan Yesus melalui penyaliban sebenarnya berbicara penebusanNya sendiri
bagi semua dosa manusia, sehingga Paulus menekankan penebusan sebagai hal yang
sangat kuat dalam melihat misi Allah bagi dunia. Sebagai wujud penebusan yang
telah kita terima, maka sepatutnya kita bersyukur kepadaNya dengan pujian dan
menaati segala hukum yang telah Allah buat kepada kita. Hal ini yang sudah
Yesus sendiri ajarkan melalui Doa Bapa Kami, sehingga relasi antara manusia
dengan Allah dapat dipulihkan.
Penebusan yang telah Allah
kerjakan bagi bangsa Israel merupakan otoritasNya sendiri, hasil dari
perjanjian dengan Abraham. Dijelaskan bahwa Musa dipanggil Allah untuk memimpin
bangsa Israel ke luar dari Mesir sehingga Allah menetapkan hukum-hukum untuk
mereka taati selama mereka di padang gurun, dibandingkan dengan Perjanjian Baru
yang menekankan mengenai iman maka bisa diselamatkan. Pada zaman Musa, ada
beberapa imam yang bertugas sebagai pengajar hukum Allah kepada umat dan
membawa persembahan umat kepada Allah. Mereka seharusnya menjadi contoh teladan
bagi umat sehingga umat dapat hidup kudus (hidup pribadi dan sosial) berbeda
dengan bangsa lain sehingga mewujudkan misi Allah bagi dunia.
Dalam menyampaikan misi kepada
bangsa-bangsa lain, Allah telah memakai beberapa tokoh dalam Perjanjian Lama
untuk menyatakan kebesaran dan kemuliaanNya sehingga bangsa di luar Israel
boleh mengerti siapa Allah Israel. Tokoh Musa membawa pengaruh yang luar biasa
bagi Israel karena mereka boleh merasakan kedekatan dengan Allah. Salomo adalah
seorang raja yang sangat berhikmat dalam melakukan pemerintahan sehingga dia
bisa membangun Bait Allah dan banyak orang Israel bisa melakukan persembahan di
dalam Bait Allah, selain itu karena hikmat yang diberikan Salomo maka semua
bangsa boleh datang mendengar hikmatnya. Yeremia adalah seorang nabi yang
dipakai oleh Allah untuk menyatakan kesetiaan Allah di tengah bangsa Israel
yang tidak setia kepadaNya. Yesaya adalah seorang nabi yang menjelaskan
kehidupan bangsa Israel pada saat mereka mengalami pembuangan. Allah melalui
Yesaya memberikan penegasan pembebasan bangsa Israel ke 2 sebagai pimpinan
adalah Kristus. Pembebasan ini membawa penggenapa kedatangan Yesus Kristus yang
dalam Perjanjian Baru disebutkan oleh murid-muridNya sebagai terang yang
membawa kabar pemulihan kepada semua orang sehingga membuat persekutuan bisa
bertumbuh.
Setelah kita melihat proses misi
Allah disampaikan dalam Alkitab, sebenarnya kita mengakui bahwa kita harus memiliki
hubungan pribadi yang kuat dengan Allah sehingga bisa membagikannya kepada
orang lain. Musa adalah saksi dari kekuasaan dan keagungan Allah(YHWH) yang
membawa Israel ke luar dari Mesir sehingga boleh dikenal sebagai satu-satunya
Tuhan tunggal diantara segala bangsa dan mereka boleh mengenalNya. Dalam Kisah
Rasul, kita boleh melihat keimanan Yohanes dan Petrus dalam melakukan
penyembuhan terhadap orang sakit sehingga mereka akhirnya disidan di depan
majelis. Sangat mencengangkan bahwa mereka dengan berani oleh iman percaya bisa
menjelaskan bahwa Yesus merupakan seorang pendamai antara Bapa dan dunia
sehingga membuat banyak orang menjadi percaya kepada Yesus.
Saksi Allah yang dijelaskan oleh
Yesaya mengenai pembuangan Israel ke Babel dan biasanya suatu bangsa yang
berhasil mengalahkan bangsa lain menganggap Allah yang dikalahkannya jauh lebih
kecil. Allah Israel adalah Allah yang hidup namun Yesaya menceritakan bahwa
YHWH membuang Israel karena ketidaktaatan Israel kepadaNya dan nabiNya. Bangsa
Israel harus perlu memulihkan hubungan pribadi dengan Allah sehingga bisa
melihat siapa Allah yang sebenarnya dibandingkan dengan bangsa lain. Yesus
sendiri mengatakan bahwa para murid adalah saksi hidup dari apa yang mereka
alami bersama Dia diantaranya penulis Kitab Injil, Paulus dan muridnya. Mereka
seharusnya bisa membawa dampak perubahan yang besar sehingga Injil bisa
disampaikan.
Berbicara mengenai misi tidak
lepas dari Injil. Injil itu merupakan pesan Allah yang disampaikan kepada
umatNya, hal ini kita lihat dalam kitab Yesaya bagaimana Allah sendiri nantinya
akan hadir kepada umatNya. Yesaya mendapatkan nubuatan mengenai Allah yang
datang sebagai pendamai, pembawa kabar, dan pemberi keselamatan kepada bangsa
Israel. Allah akan mengumpulkan semua bangsa Israel yang mengalami pembuangan
untuk beribadah kepadaNya. Penglihatan ini digenapi oleh Yesus Kristus yang
dituliskan dalam kitab Injil mengenai pemerintahan, kedaulatan atas alam
semesta, penebus sebagai korban penebusan. Pada saat kenaikan Yesus ke surge, Dia
berpesan agar mereka sebagai saksi tentu saja harus membawa kabar keselamatan
kepada bangsa-bangsa yang belum mengenalNya. Hal ini Paulus sendiri sudah alami
pada saat perjumpaan dengan Dia sehingga membawa perubahan dalam dirinya. Injil
menurut Paulus adalah hal sangat penting
dan tegas serta membawa perubahan bagi seluruh dunia sehingga percaya
kepada Allah, merupakan kebenaran yang harus bisa dipertahankan.
Setelah Allah menyampaikan berita
Injil, kemudia Dia melakukan pengutusan. Dalam Perjanjian Lama disebutkan
beberapa tokoh yang diberi tugas pengutusan sehingga bisa membawa perubahan. Bagian
terpenting yang disampaikan dalam pengutusan dalam Perjanjian Lama ada 2 bagian
penting yang disebutkan yaitu Roh dan Firman memiliki 3 tujuan utama mengutus
untuk keselamatan dan penyataan, mengutus dengan otoritas dan mengutus dengan
penderitaan. Saat melakukan tugas ke dunia. Di Perjanjian Baru ada 3 Pribadi
Tritunggal yang bisa memberikan pengaruh dalam diri Yesus dan Para Rasul,
tugasNya menyatakan pesan keselamatan dan pernyataan kepada umat manusia. Yesus
sudah menjelaskan kepada ke 12 muridNya dan Paulus untuk tidak hanya
mengajarkan yang didapat dari Sang Guru namun harus berupa tindakan nyata
terhadap sesama yang lebih spesifik kepad kehidupan gereja, masyarakat dan
bangsa.
Sebagai orang Kristen, kita
seharusnya bisa menempatkan Allah dalam setiap bidang kehidupan karena dunia
ini membutuhkan orang-orang yang membawa perubahan. Perubahan tersebut dapat dimulai dari cermin
hidup kita yang berdasarkan nilai-nilai Kekristenan dan tidak hanya itu saja
tetapi dalam tindakan nyata apa yang harus dikonforntasikan maupun yang harus
ditolak. Dalam menjalankan tugas sebagai duta misi Allah kita harus bisa
mendoakan bagi bangsa kita baik dalam pekerjaan maupun dalam semua bidang,
karena itu merupakan langkah praktis yang dapat kita kerjakan yang berkaitan
dengan kepedulian terhadap pemerintah. Hal ini bisa kita lakukan seperti yang
Yeremia sudah ajakan kepada kita yaitu kita harus belajar untuk menolak allah
asing yang ada di dunia ini, menderita terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai
dengan tujuan Allah dan berbeda dalam menyikapi banyak hal di dunia ini.
Sebagai respon terhadap pujian
dan doa, maka perlu kita menjelaskan misi tersebut dalam cara ibadah,
persekutuan dengan Allah sehingga membawa mereka yang belum mengenalNya boleh
memuliakan Allah. Setiap kita yang sudah ditebus boleh layak memujiNya seperti
yang dikatakan Paulus kepada jemaat di Efesus dan surat Petrus. Pujian
merupakan cara terpenting untuk untuk bisa membawa bangsa kepada Allah seperti
tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Doa merupakan
sarana yang digunakan untuk memuliakan Allah dengan tidak hanya mementingkan
diri sendiri tetapi untuk lawan maupun bangsa lain. Dengan doa semua karya misi
penginjilan dapat diterima dengan baik walaupun masih ada beberapa hambatan
dari pihak-pihak tertentu.
Dari semua bagian yang
dituliskan, saya belajar untuk bisa mengerti apakah misi itu sesungguhnya, tidak
hanya bagi diri sendiri tetapi berdampak bagi orang lain. Banyak sekali Alkitab
sudah menjelaskan beberapa tokoh yang tetap setia mengerjakan misi itu hingga
misi tersebut boleh tergenapi. Melihat hal tersebut membuat saya merasa
tersentak bagaimana kita dapat mebambil tindakan sesuai dengan profesi
masing-masing yang tentu saja menghadirkan Allah dalam setiap pekerjaan maupun
kaitannya dengan perubahan keadaan di Negara kita sendiri. Allah menginginkan
kita tidak hanya menjadi ekor saja tetapi kepala atas semua orang yang belum
mengenal Dia. Intinya kita harus mengerjakan misi tersebut dimulai dari
panggilan diri kita, bermisi dalam keluarga, profesi, bahkan bisa membawa
perubahan bagi bangsa kita.
Rabu, 08 Januari 2014
Buku radical disciple
Radical
Disciple
Murid Radikal dibagi menjadi 2 kata yaitu;
1.
Murid dikaitkan sebagai pengikut
Kristus/ “Kristen”. Ada beberapa bukti sejarah penggunaan kata Kristen yang ada
di dalam Alkitab antara lain:
·
Kitab Kisah Para Rasul muncul kata
Kristen oleh orang Syria Antiokhia. · Rasul Paulus pada saat disidang di hadapan Raja Agripa
· Petrus memisahkan mereka yang menderita “sebagai pelaku kriminal dan sebagai orang Kristen”
Kata murid dipakai selama berabad-abad. Pemuridan sejati bermakna sepenuh hati.
2.
Radikal diambil dari bahasa Latin
(Radix) berarti akar (atau sumber). Dipakai abad ke 19 oleh William Cobbet
dengan pandangan ekstrim, liberal dan reformis
Murid
yang Radikal memiliki tingkat-tingkat komitmen yang berbeda dalam komunitas
Kristen.
1. Non Konformitas
Eskapifisme
berarti melarikan diri dari dunia sedangkan konformisme berarti mengorbankan
kekudusan kita dengan serupa. Ke dua hal tersebut tertulis di Taurat (contoh
Musa), nabi-nabi (Yehezkiel), Injil (Kotbah di bukit) dan pengajaran para Rasul
(Paulus).
Ada 4 bagian di dunia
ini, tren kontemporer yang mengancam dan harus kita tolak:
a) Pluralisme
: validitas mandiri dan hak yang sama menolak klaim-klaim kekristenan tentang
finalitas dan keunikannya. Respon terhadap orang Kristen memiliki kerendahan
hati yang besar dan tanpa kesan hadirnya superioritas personal
Keunikan dan finalitas
Yesus Kristus yaitu inkarnasiNya(hanya satu Allah-manusia), karya penebusan
(hanya Dia yang mati bagi dosa dunia), dan kebangkitannNya (telah menaklukkan
maut)
b)
Materialisme : perhatian terhadap benda-benda
material yang dapat menahan kehidupan kerohanian. Menurut William Temple=>
kekristenan sebagai agama yang paling material dari semua agama. Contoh Paulus
& Ayub.
c)
Relativisme etika : revolusi dan etika sosial
sejak tahun 1960 pernikahan bersifat monogami, heteroseksual persatuan kasih
dan kesetiaan seumur hidup, dan merupakan tempat yang disediakan Allah bagi
keintiman seksual.
Mengatasi hal ini,
Yesus memberikan pesan kepada ketaatan dan menyepadankan hidup sesuai
standar-standarnya. Hal yang sangat mendasar dalam perilaku Kristen adalah
keTuhanan Yesus Kristus.
d)
Narsisme : cinta terhadap diri sendiri
secara berlebihan, sebuah penghargaan yang tak terbatas terhadap diri. Cinta
diri merupakan pandangan yang keliru bagi orang Kristen. Alasan?
·
Yesus berbicara tentang “perintah
pertama dan terutama” dan perintah yang “kedua”, namun tidak menyebut sebuah
perintah yang ketiga.
· Salah
satu tanda dari manusia yang hadir pada zaman akhir
· Kasih
Agape adalah pengorbanan dari seseorang dalam melayani orang lain.
Kesimpulan dari bagian ini;
1. Di
hadapan semua tantangan dunia, kita dipanggil, bukan untuk menjadi orang-orang
non konformis yang radikal.
2.
Menghadapi tantangan pluralisme, kita
harus menjadi sebuah komunitas kebenaran , yang berdiri teguh berpegang pada
keunikan Yesus Kristus.
3.
Menghadapi tantangan materialism, kita
harus menjadi sebuah komunitas orang-orang sederhana dan kaum pengembara
4.
Menghadapi tantangan relativisme, kita
harus menjadi sebuah komunitas yang taat.
5.
Menghadapi tantangan narsisme, kita
harus menjadi sebuah komunitas kasih.
2. Keserupaan Dengan Kristus
Bab ini dituliskan berdasarkan ceramah
John Stott yang terkahir. Pertanyaan
1. Apa
tujuan Allah bagi umatNya?
2. Memang
benar, kita telah dipertobatkan namun apa selanjutnya?
Jawabnya : Allah ingin umatNya menjadi
serupa dengan Kristus, sebab keserupaan dengan Kristus adalah kehendak Allah
bagi uamtNya.
a.
Dasar Alkitabiah dan panggilan untuk
menjadi serupa dengan Kristus (Rom 8:29, 2 Korintus 3:18, 1 Yoh 3:2). Menjadi
serupa dengan gambar Allah sama seperti Yesus. Keserupaan dengan Kristus
bertujuan sebagai penetapan kekal Allah. Dari 3 ayat dilihat dari cara pandang
(lampau, kekinian, dan masa depan).
·
Tujuan kekal Allah (kita telah
ditentukan…)
·
Tujuan Allah dalam sejarah (kita
diubahkan, ditransformasikan oleh Roh Kudus)
·
Tujuan eskatologis puncak Allah (kita
akan menjadi serupa denganNya)
b.
Beberapa contoh Perjanjian Baru
·
Kita menjadi serupa Kristus dalam
inkarnasiNya (Paulus) Fil 2:5-8
·
Kita menjadi serupa Kristus dalam
pelayananNya (Yesus) Yoh 13:14-15
·
Kita menjadi serupa Kristus dalam
kasihNya (Paulus) Ef 5:2, 25
·
Kita menjadi serupa Kristus dalam
ketabahanNya (Petrus) 1 Pet 2: 18,21
·
Kita menjadi serupa Kristus dalam
misiNya (Petrus, Paulus) Yoh 17:18, 20:21
c.
3 Konsekuensi Praktis
·
Keserupaan dengan Kristus dan Misteri
Penderitaan
·
Keserupaan dengan Kristus dan Tantangan
Penginjilan
·
Keserupaan dengan Kristus dan Berdiamnya
Roh Kudus
3. Kedewasaan
Pernyataan
Jhon Stott mengenai kekristenan di dunia disimpulkan dalam tiga kata, yakni
“bertumbuh tanpa kedalaman”
Triumfalisme
adalah kebanggaan yang angkuh akan kesuksesan atau dominasi dari suatu ideology
atau agama di atas yang lain. Dalam Kol 1:28-29 terdapat kata sifat Yunani “teleios” diterjemahkan “sempurna”atau
“dewasa”
Apakah
jenis-jenis dari kedewasaan Kristen?
·
Kedewasan fisik
·
Kedewasaan intelektual
·
Kedewasaan moral
·
Kedewasaan emosional
Kedewasaan rohani adalah kedewasaan “di dalam
Kristus’ yakni memiliki sebuah hubungan yang dewasa dengan Kristus. Kedewasaan
Kristen adalah kedewasaan dalam relasi kita dengan Kristus, baik dalam
penyembahan kita, dalam iman, kasih kita dan ketaatan kita kepada Kristus..
Jika kita ingin mengembangkan kedewasaan Kristen yang sejati, diatas semuanya
kita membutuhkan pandangan baru dan benar tentang Yesus Kristus.
Dalam
Kol 1:15-20, Paulus sebenarnya memproklamasikan Kristus sebagai Tuhan atas
ciptaan (yang melaluiNya segala sesuatu dijadikan) dan sebagai Tuhan atas
GerejaNya (yang melaluiNya segala sesuatu telah diperdamaikan). Kedewasaan
dalam Kristus secara tegas tidak hanya terbuka bagi beberapa orang khusus, ia
terbuka bagi siapa saja. Setiap orang tidak boleh gagal mencapainya.
Slogan
bagi setiap orang yang terpanggil dalam kepemimpinan “adanya kerinduan untuk
mempersembahkan setiap orang yang dipercayakan kepada kita untuk menjadi dewasa
di dalam Kristus.”
Bab
ini mengandung 3 point pokok dalam cara pandang kita dengan penuh dan jelas
tentang Yesus Kristus:
1. Kita
sendiri dapat bertumbuh dalam kedewasaan
2.
Agar boleh ketekunan kita dalam
memproklamasikan Kristus dalam kepenuhanNya kepada orang lain.
3.
Kita juga dapat menjadikan orang lain
dewasa.
4. Kepedulian terhadap ciptaan
Alkitab
mengatakan kepada kita bahwa dalam penciptaan Allah mendirikan bagi manusia 3
relasi yang sangat fundamental :
1. Relasi
terhadap diriNya sendiri, sebab Ia menciptakan mereka (manusia) dalam gambar
dan rupaNya.
2. Relasi
satu terhadap yang lain, sebab umat manusia merupakan makhluk yang majemuk
sejak mulanya.
3. Relasi
terhadap bumi yang diciptakan baik, beserta dengan segala ciptaan di dalamNya.
Ketiga relasi ini menyimpang akibat
kejatuhan sehingga Adam dan hawa terpisah dari hadirat Tuhan Allah di taman
Eden sehingga mengakibatkan bumi yang baik terkutuk akibat ketidaktaatan
mereka. Jadi bagaimana seharusnya sikap kita terhadap bumi?
Alkitab menunjukkan caranya dengan
membuat 2 penguatan yang sangat mendasar
1. Tuhanlah
yang empunya bumi (Maz 24:1)
2. “Langit
itu kepunyaan Tuhan dan bumi itu telah diberikanNya kepada anak-anak manusia”
(Maz 115;16)
3. Sebab
bumi merupakan milik Allah,karena memang diciptakan oleh Allah dan merupakan
milik kita, karena didelegasikan oleh Allah. Berarti bahwa Ia telah memberikan
kepada kita tanggung jawab untuk menjaga dan mengembangkan bumi ini demi Dia.
Ada
3 posisi ekstrim yang saling bertolak belakang:
·
Menghindarkan diri untuk mengolah alam.
Sikap Kristen yaitu kita menghargai alam, sebab Allah menjadikannya; kita tidak
menyembah alam seolah-olah itu adalah Allah sendiri
·
Kita harus menghindarkan diri dari
posisi ekstrim yang sebaliknya yakni eksploitasi alam
·
Adanya relasi yang tepat anatara umat
manusia dan alam adalah kerjasama dengan Allah.
Alam adalah apa yang telah Allah berikan kepada
kita, budaya adalah apa yang kita lakukan terhadap alam
Krisis Ekologi
Untuk menghadapi krisis tersebut
telah ditelaah dalam pelbagai cara, namun setiap analisis yang ada mengandung 4
aspek:
1.
Percepatan pertumbuhan penduduk dunia
2.
Semakin menipisnya sumber daya alam yang
dimiliki bumi
3.
Masalah pembuangan ilmiah
4.
Perubahan iklim
5. Kesederhanaan
-sebuah hidup yang sederhana
(riwayat Dan Lam)
- komitmen kaum injili terhadap
pola hidup sederhana
Hidup
dan gaya hidup saling berkaitan satu dengan yang lain dan tidak dapat
dipisahkan. Jika hidup itu adalah hidup yang baru, maka gaya hidupnya tentulah
harus baru pula
Di
dalam Kongres Lausanne tentang Pekabaran Injil Dunia, mereka mengadakan acara
tersebut bertujuan untuk mempelajari kaitan antara hidup sederhana dengan
pekabaran Injil, upaya member dan upaya untuk keadilan
1. Penciptaan
(1Tim 4:4, 6:17)
2. Menjadi
Pengurus atas Ciptaan Allah (Kej 1:26-28, Kis 3:21)
3. Kemiskinan
dan harta kekayaan (Luk 12;15, Mat 19;23, 1Tim 6;18, 2Kor 8:9)
4. Komunitas
baru (Kis 4:32,34,5:4,1 Kor 11;20-27, 2 Kor 8;10-15)
5. Gaya
hidup pribadi
6. Perkembangan
Internasional
7. Keadilan
dan Politik
8. Pekabaran
Injil (kis 1:8)
9. Kedatangan
Tuhan (Mat 25:31-46)
6. Keseimbangan
·
Bayi
Kelahiran baru adalah
perubahan yang mendalam, batiniah, perubahan radikal, dikerjakan oleh Roh Kudus
di dalam kepribadian kemanusiaan kita, yang olehNya kita memperoleh hati yang
baru, hidup yang baru, dan menjadi ciptaan baru.
Yoh 3:7 mengandung
makna bahwa kita tidak muncul dari kelahiran baru yang langsung dengan
pemahaman dan karakter sebagai sorang Kristen dewasa, langsung menjadi seperti
malaikat, melainkan seperti”bayi yang baru lahir –lemah, tidak dewasa, rapuh
dan diatas semuanya membutuhkan pertumbuhan
·
Batu-batu
Dalam ayat 4-8 Petrus menggambarkan
bangunan itu adalah bangunan yang tersusun atas batu-batu dan tanpa kesulitan
kita dapat mengenalinya sebagai sebuah Gereja.
·
Imam-imam
Dalam masa Perjanjian Lama, para imam
Israel memiliki 2 hak istimewa:
1. Mereka
memiliki akses kepada Allah
2. Korban
persembahan yang diberikan kepada Allah
Dalam zaman Yesus Kristus, antara kaum
imam dan kaum awam telah dihapuskan yang dulu dibatasi hanya bagi kaum imam,
kini diberikan bagi semua orang. Maksud dari 2 hak istimewa tersebut adalah
keimaman semua orang percaya yang dipulihkan kembali oleh para reformator pada
saat reformasi
·
Umat
Allah
Dalam ayat 9 dan 10 Petrus menyamakan
Gereja dengan sebuah bangsa atau umat yakni umat kepunyaan Allah atau harta
milikNya. Sang Rasul tidak menciptakan sendiri istilah-istilah tersebut
melainkan demi untuk menjadi saksi-saksiNya, bukan supaya kita menikmati
monopoli Injil, namun agar kita menyatakan “pujian”(atau “pemulihan”atau
“karya-karya ajaib”) bagi Dia yang memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terangNya yang ajaib”
·
Pendatang
Bahasa Yunani “pendatang’
mengindikasikan orang-orang yang tidak memiliki hak di tempat dimana mereka
tinggal. “perantau”menggambarkan mereka yang tidak memiliki rumah.
Konsep kewarganegaraan yang kudus dan
surgawi adalah kebenaran yang berbahaya, sebab kebenaran sangat mudah
disimpangi lebih dari itu dan kebenaran sering disalahgunakan dan menjadi dalih
untuk menghindarkan diri dari tanggung jawab kita terhadap bumi.
·
Pelayan
Dalam ayat 12-17 Rasul Petrus menekankan
mengenai kewarganegaraan surgawi kita mendasar mengubah perilaku-perilaku kita;
terhadap uang dan harta benda, sebagaimana kita melihat hidup sebagai sebuah
perjalanan musafir antara dua momen ketelanjangan; terhadap tragedi dan
penderitaan, sebagaimana kita melihat mereka dalam perspektif kekekalan; dan
secara khusus sikap kita terhadap pencobaan dan dosa.
Dalam bab ini alasan Jhon Stott
menuliskannya karena dia ingin menggambarkan siapa murid itu dalam enam metafor
dalam surat Petrus:
1. Sebagai
bayi yang baru lahir kita dipanggil untuk bertumbuh
2. Sebagai
batu-batu hidup kita dipanggil untuk bersekutu
3. Sebagai
imam-imam kudus kita dipanggil dalam penyembahan
4. Sebagai
umat kepunyaan Allah kita dipanggil untuk bersaksi
5. Sebagai
perantau dan pendatang kita dipanggil kepada kekudusan
6. Sebagai
pelayan-pelayan Allah kita dipanggil dalam kewarganegaraan surge
Keenam
metafor tersebut dirumuskan dalam tiga bagian penting dalam konsep
keseimbangan:
1. Kita
dipanggil, baik kepada pemuridan yang bersifat individual maupun ke dalam
persekutuan bersama
2. Kita
dipanggil baik dalam penyembahan maupun dalam karya nyata
3. Kita
dipanggil baik dalam perjalanan pengembaraan maupun dalam identitas
kewarganegaraan surga
7. Kebergantungan
Kita ini orang-orang
berdosa yang bergantung kepada Allah akan belas kasih dan anugerahNya secara
terus menerus. Mencoba untuk hidup tampaknya itulah makna dari dosa yang
sesungguhnya. Kita juga saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Eksposisi Doa Bapa Kami
dari tulisan Jhon Stott mebagi dalam:
1. Tiga
permohonan mengekspresikan kerinduan kita untuk hadirNya kemuliaan Allah
(dikuduskanlah nama Tuhan, kehadiran kerajaanNya, dan terjadinya kehendakNya).
2. Tiga
permohonan yang mengekspresikan kebergantungan kita atas anugerahNya (atas
makanan kita setiap hari, atas pengampunan dosa-dosa kita dan agar
dilepaskanNya kita dari yang jahat). Poin kedua merupakan rangkuman dari
pemuridan
Kebergantungan
yang tercakup dalam pengalaman-pengalaman dapat digunakan Allah untuk membawa
kedewasaan yang lebih sempurna dalam diri kita. Perendahan adalah jalan menuju
kerendahan hati setelah terbenam dalam keadaan yang tak berdaya rasanya
merupakan hal yang mustahil untuk kembali berpikir mendaki bukit keyakinan
kepada diri sendiri
Penolakan
untuk bergantung kepada orang lain bukanlah tanda kedewasaan melainkan
ketidakdewasaan. Kebergantungan merupakan karakteristik utama dari seorang
murid yang radikal. Kebergantungan dalam pribadi Kristus tidaklah dapat
membuat seseorang kehilangan martabat
mereka, kehilangan nilai diri mereka yang tinggi.
8. Kematian
Kehidupan melalui
kematian merupakan salah satu paradoks paling agung baik dalam iman Kristen
maupun dalam kehidupan Kristen. Perspektif Alkitab yang radikal melihat
kematian bukan sebagai akhir kehidupan melainkan sebagai gerbang menuju
kehidupan.
Keselamatan
Keistimewaan khusus
dari kehidupan ini bukan terletak pada kekekalannya (waktu yang panjang)
melainkan pada kualitasnya sebagai sebuah kehidupan dari zaman baru. Penghalang
untuk bersekutu dengan Allah adalah dosa dan maut. Di seluruh Alkitab, dosa dan
maut adalah dua hal yang menyatu sebagai pelanggaran dan hukuman yang adil
Pemuridan
Dalam
surat Galatia Rasul Paulus menyatakan bahwa ia telah disalibkan dengan Kristus
dan semua yang menjadi milik Kristus telah menyalibkan natur berdosa mereka
dengan segala keinginannya dan hasratnya. Inilah yang disebut “doktrin
mortifikasi” yakni mematikan atau tidak mengakui lagi natur berdosa, yang ingin
terus menyenangkan diri. Yesus sebenarnya menjanjikan penyingkapan diri yang
sejati namun dengan harga penyangkalan diri, hidup sejati namun dengan harga
kematian.
Misi
Yesus
mencontohkan diriNya, sebagai penggenapan nubuatan tentang sang hamba yang
menderita, dan menyerukan pentingnya member tempat bagi penderitaan dalam misi.
Kematian adalah jalan menuju kehidupan yang berbuah. Sejarah gereja Kristen
telah dihiasi oleh misionaris-misionaris berani yang mempertaruhkan hidup
mereka demi injil dan yang melihat pertumbuhan gereja sebagai hasilnya.
Kematian bagi misionaris bisa berupa:
1. Kematian
terhadap kenyamanan dan ketentraman, keterpisahan dari rumah dan sanak keluarga
2. Kematian
terhadap ambisi pribadi saat mereka meninggalkan godaan untuk mengejar jenjang
professional dan menjadi puas untuk tetap melayani sebagai hamba yang
sederhana.
3. Kematian
terhadap imperialisme kultur, menolak untuk meninggalkan warisan budaya mereka
dan sebaliknya mengidentifikasikan diri dengan budaya yang mereka adopsi.
Penganiayaan
Orang-orang
Kristen tidak dijanjikan kekebalanmaupun kelepasan dan penderitaan. Namun,
bahkan ditengah-tengah maut sekalipun, kita dapat mengalami hidup. 2 Korintus
4: 10-11 menegaskan bahwa kita dapat mengalami kematian dan kehidupan Yesus
secara simultan. Ketika kita sedang dianiaya secara fisik dan tersadarkan akan
kematian yang menanti kita, kita dapat mengalami daya hidup rohani yang ada
dalam Yesus.
Surat
Paulus bagi GerejaNya di Korintus adalah menyatakan hadirnya kekuatan lewat
kelemahan, kemuliaan melalui penderitaan dan hidup melalui kematian.
Kemartiran
Dr.
Josif Ton, seorang pengikut Yesus Kristus yang telah menunjukkan lewat hidup
dan pengajarannya bahwa penderitaan dan bahkan kematian merupakan bagian yang
tidak dapat diabaikan dari pemuridan Kristen. Pernyataan Dietrich Bonhoeffer
saat berada dalam tiang gantung”Inilah akhirnya, namun bagi saya merupakan awal
kehidupan”.
Kefanaan
John
Stott menyatakan bahwa dia telah disemangati oleh konsep paradoks kehidupan
melalui kematian, kematian membawa ketakutan bagi orang banyak. Namun kematian
tidak membuat takut orang-orang Kristen. Kekalahan kematian adalah satu hal,
anugerah kehidupan adalah hal yang lain. Rasul Yohanes menggunakan bahasa
gambar untuk mendefinisikan kehidupan kekal:
1. Menggambarkan
umat Allah mendapati nama mereka tercantum dalam kitab kehidupan (wahyu 3:5,
21:27)
2. Terus-menerus
dapat menikmati akses bebas kepada jalan kehidupan
3. Dapat
minum secara bebas dari air kehidupan.
Di
dalam banyak kuburan dan batu nisan bertuliskan mors janua vitae, kematian adalah gerbang menuju kehidupan. Paulus
memiliki prinsip jika hidup berarti Kristus bagi kita, maka kematian akan
membawa keuntungan. Pastilah kehidupan yang akan datang akan “lebih baik”
daripada hidup di atas bumi.
Kematian
adalah peristiwa yang tidak wajar dan tidak menyenangkan, sebuah akhir. Namun
dalam setiap situasi kematian adalah cara untuk memperoleh hidup sehingga jika
ingin hidup kita harus mengalami kematian. Inilah perspektif radikal, paradoks
dari kekristenan.
Kesimpulan
Hal mendasar yang diperlukan dalam semua pemuridan adalah
bahwa ketetapan hati kita tidaklah sekadar menyanjung Yesus dengan gelar-gelar
yang santun namun juga mengikuti ajaranNya dan mentaati perintah-perintahNya
”Sebuah buku memiliki keunikan sendiri.
Buku-buku kesukaan kita akan menjadi semakin berharga bagi kita dan bahkan kita
akan membangun relasi yang semakin hidup dan semakin mencintai buku-buku
tersebut”
Langganan:
Postingan (Atom)